نِّعْمَةً مِّنْ عِندِنَا ۚ كَذَٰلِكَ نَجْزِي مَن شَكَرَ
Sebagai nikmat dari Kami. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. (QS. Al-Qamar: 35). Yang mulia Syekh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah ta’ala mengatakan, “Bersyukur atas nikmat Allah ta’ala ialah melakukan ketaatan kepada-Nya, tidak sekadar terucap di lisan, ia harus direalisasikan melalui amalan ketaatan. Orang yang berucap ‘aku bersyukur kepada Allah’ tapi nyatanya ia masih bermaksiat, maka bukan termasuk orang yang bersyukur. (Tafsir surah Al-Qamar: hal. 378) (Faedah 2) *Bijak dalam beragama* Yang mulia Syekh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di -rahimahullah- menuturkan, “Seseorang yang meyakini suatu pendapat, lalu terungkap bawah statusnya lemah, maka dirinya seperti orang yang telah melaksanakan suatu hukum, lantas mansukh, dan ia tetap akan mendapatkan pahala atas amalnya yang lalu dan berikutnya.“Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sungguh Allah Maha Pengasih lagi maha penyayang kepada manusia.” (QS. Al-Baqarah: 143).وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُضِيعَ إِيمَانَكُمْ إِنَّ اللَّهَ بِالنَّاسِ لَرَءُوفٌ رَحِيمٌ
Namun, yang dikhawatirkan jika seseorang fanatik serta tetap kukuh melaksanakan suatu amalan, padahal sudah jelas status hukumnya lemah, karena alasan dan tujuan tertentu.Kita memohon kepada Allah, agar dilindungi dan diselamatkan dari sikap tersebut, serta diberi petunjuk untuk mengetahui kebenaran dan mengikutinya.” (Al-Munazharat Al-Fiqhiyyah, 1/27) (Faedah 3) Prof. Dr. Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al-Badr -hafizhahullahu ta’ala- menuturkan, “Barangsiapa yang hidupnya hampa dari aktivitas zikir, maka setan akan selalu mengiringinya layaknya bayangan tubuh. Dan Allah Ta’ala berfirman,
Seorang Hamba tidak mampu menjaga dirinya sendiri dari setan, kecuali dengan zikir kepada Allah Ta’ala. Inilah salah satu faedah luar biasa dari rangkaian faedah zikir. (Faedah 4)وَمَنْ يَعْشُ عَنْ ذِكْرِ الرَّحْمَنِ نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطَانًا فَهُوَ لَهُ قَرِينٌ
“Dan barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Allah Yang Maha Pengasih (Alquran), Kami biarkan setan (menyesatkannya) dan menjadi teman karibnya.” (QS. Az-Zukhruf: 36).
“Seorang guru keliru bila ia mengira bahwa hubungannya dengan siswa hanya sebatas menyampaikan materi saja, padahal sebenarnya ada perkara lain yang tidak kalah penting dari itu, yaitu memberikan nasihat dan arahan kepada siswa. Guru adalah pemberi arahan, pendidik, penasihat, dan bapak.”Begini seharusnya menjadi guru Karya: Fuad bin Abdul Aziz Asy-Syalhub Hal. 58, Pustaka Darul Haq, Cet. ke-11 tahun 1439 Hijriah. (Faedah 5) Seorang pujangga menuturkan, Anak yatim bukanlah anak yang kedua orang tuanya Sudah tidak lagi memikirkan kehidupan dan meninggalkannya terhina Anak yatim adalah anak yang memiliki Ibu yang menelantarkan Dan ayah yang sibuk Jejak ulama menembus rintangan Penyusun: Dr. Jasim Muhammad Badr Halaman 157, Multazam, Cetakan Ke-1, Maret 2014. (Faedah 6)
Ali Bin Abi Thalib radhiallahu anhu berkata, “Manusia itu terbagi menjadi 3 tipikal: seorang Alim Rabbani, seorang pelajar yang berjalan di atas jalan keselamatan, dan selebihnya orang bodoh dan tidak bermanfaat yang hanya asal membeo.” (HR. Ibnu Abdul Barr di dalam Jami’ Bayan al-Ilm wa Fadhlih, No.149).Sebagian ulama lain berkata: “Pergilah untuk menjadi orang yang berilmu atau pelajar atau pendengar saja atau yang menyukai ilmu dan janganlah menjadi tipe orang kelima karena akibatnya kamu akan binasa. ” (HR. ath-Thabarani di dalam _al-Ausath_ , No. 5171). Apabila seseorang tidak termasuk orang yang berilmu, pelajar juga bukan, pendengar pun tidak, orang yang sekadar cinta ilmu juga bukan, maka orang tersebut akan binasa. Syarah Aqidah Imam Syafi’i Karya Syekh Abdul Aziz bin Abdullah ar Rajihi. Hal. 309 Penerbit ukhuwatuna, cetakan ke-1, Mei 2019 (Faedah 7) Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda,
“Agama seseorang itu berbanding lurus dengan keadaan agama temannya maka hendaknya setiap kalian melihat dengan siapa ia berteman.” (H.R. Abu Dawud: 4833).Karena itulah Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu berkata, “Lihatlah keadaan manusia melalui kawan-kawan dekatnya, karena seseorang itu tidak akan berkawan dekat kecuali dengan orang yang ia kagumi.” Tazkiyatun Nufus 10 kiat menyucikan jiwa Karya Syekh Prof. Dr. Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al Badr. Halaman 45-46, Pustaka Al-Inabah, Cetakan Ke-1, Shafar 1441 Hijriah (Faedah 8)
“Apabila hati baik maka segenap anggota tubuh pun menjadi baik dan jika lisan baik maka seluruh anggota tubuh pun menjadi baik karena lisan merupakan penerjemah isi hati dan pengendali pada anggota tubuh yang tampak.”Istiqamah hakekat kendala dan solusi Karya: Syeikh Prof. Dr. Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al-Badr. Pustaka al-Inabah, Cetakan Ke-1, Shafar 1441 hijriyah, Hal. 34. (Faedah 9)
Nikmat itu ada 3:
-
Nikmat yang telah terealisasi yang diketahui seorang hamba.
-
Nikmat yang ditunggu kehadirannya.
-
Nikmat pada hamba yang tidak disadarinya.